Kamis, 28 Mei 2015

KOMPONEN DALAM PEMBELAJARAN




#ANNISA RAHIM  #A1C313004


Komponen didalam pembelajaran:
1.       Guru
Guru sebagai pendidik melakukan rekayasa pembelajaran. Rekayasa pembelajaran tersebut dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Guru membuat desain instruksional memandang siswa sebagai partner yang memiliki asas emansipasi diri menuju kemandirian. Guru menyusun acara pembelajaran dan berusaha mencapai sasaran belajar, suatu perilaku yang dapat dilakukan oleh siswa.

2.       Siswa
Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Didalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan merespons dengan tindak belajar. Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.
Siswa sebagai pembelajar disekolah memiliki kepribadian, pengalaman, dan tujuan. Ia mengalami perkembangan jiwa, sesuai asas emansipasi diri menuju keutuhan dan kemandirian. Siswa memiliki latar pengalaman dan kemampuan awal dalam proses pembelajaran.

3.       Desain Instruksional
Desain instruksional disusun oleh guru untuk membelajarkan siswa. Tujuan pembelajaran dalam desain instruksional dirumuskan oleh guru berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Tujuan pembelajaran tersebut juga merupakan sasaran belajar bagi siswa menurut pandangan dan rumusan guru.

4.       Kegiatan Belajar Mengajar
Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar, yang juga sering disebut sebagai kegiatan instruksional atau kegiatan interaksi edukatif.
Kegiatan belajar mengajar merupakan tindak pembelajaran guru dikelas. Tindak pembelajaran tersebut menggunakan bahan belajar. Kualitas kegiatan belajar mengajar yang terjadi diruang kelas akan ditentukan oleh kualitas guru atau pendidik. Guru harus memiliki kemampuan untuk dapat merancang dan sekaligus melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, sehingga siswa aktif dalam membangun makna atau pemahaman.

5.       Tindak Mengajar Guru
Guru bertindak mengajar dikelas dengan maksud membelajarkan siswa. Dalam tindakan tersebut guru menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar. Proses bejalar merupakan hal yang dialami oleh siswa , suatu respons terhadap segala acara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru. Dalam proses belajar tersebut guru meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

6.       Tindak Belajar Siswa
Siswa bertindak belajar, artinya mengalami proses dan meningkatkan kemampuan mentalnya. Siswa melakukan tindak belajar, yang meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

7.       Hasil Belajar
Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berskhirnya penggal dan puncak dan proses belajar.
Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajara. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi (7A) dampak pengajaran dan (7B) dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan. Dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.

Peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional, meyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Peran siswa adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagao dampak pengiring. Dengan belajar maka kemampuan mental semakin meningkat. Hal itu sesuai dengan perkembangan siswa yang bermenasipasi diri sehingga ia menjadi utuh dan mandiri (Winkel,1991; Biggs &Tefler, 1987; Monks, Knoers & Siti Rahayu Haditino, 1989)


Sumber : Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

1 komentar: