LAPORAN KEGIATAN PEMBUATAN DONAT
MENERAPKAN DASAR PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN
BAHAN HASIL PERTANIAN
(MENGGUNAKAN MIKROBA DALAM PEMBUATAN DONAT)
DI SUSUN OLEH :
ABDUL
NUSER
AGRIAN
MAULANA
ANNISA
RAHIM
BELLA
AGNESIA
BINTANG
DIPRATAMA HENDAYU
CINDY AMISTASYA
DAFID
HAYATULLAH
SMAN 2 KOTA SUNGAI PENUH
TAHUN AJARAN 2012/2013
PENDAHULUAN
Pembuatan donat
merupakan salah satu proses pengolahan dengan memanfaatkan mikroba yaitu jenis
khamir Saccharomyces cereviceae yang
sering dikenal ragi roti. Saccharomyces
cerviceae digunakan sebagai bahan pengembang pada pembuatan donat atau
jenis rerotian lainnya karena dapat menghasilkan enzim yang dapat merombak gula
menjadi alkohol dan gas CO2. Adanya gas CO2 yang terbentuk selama proses
fermentasi mengakibatkan adonan donat mengembang, hal ini juga bisa terjadi
karena tepung yang diadoni sifatnya elastis sehingga dapat mengurung gas CO2
yang terbentuk selama proses fermentasi.
Tingkat pengembangan adonan sangat
dipengaruhi oleh kekalisan adonan donat dan aktifitas rasi dalam adonan.
Donat (doughnuts
atau donut) adalah penganan yang digoreng, dibuat dari adonan tepung
terigu, kuning telur, ragi roti, gula putih, mentega, air, dan garam. Donat
yang paling umum adalah donat berbentuk cincin dengan lubang di tengah dan
donat berbentuk bundar dengan isi yang rasanya manis, seperti berbagai jenis
selai, krim, jelly dan custard.
Doughnuts atau olykoeks pertama kali disebut-sebut dalam buku History of New York oleh Washington Irving di tahun 1809.
Donat dalam
ejaan tradisional bahasa Inggris disebut doughnut, sedangkan orang Amerika biasa menulis donat
sebagai donut atau doughnut. Istilah donut pertama kali
digunakan di dalam artikel surat kabar Los Angeles Times 10 Agustus, 1929. Penulis
bernama Bailey Millard dengan berkelakar menulis kalimat "can't swallow
the 'wel-dun donut' nor the ever so 'gud bred'," sebagai keluhan atas
kemampuan mengeja di kalangan orang Amerika yang semakin menurun.
Penggunaan dua
cara penulisan, donut atau doughnut ditemukan dalam serangkaian
artikel surat kabar The New York Times tentang "National Donut
Week" yang meliput World's Fair tahun 1939. Dalam 4 artikel yang dimulai
tanggal 9 Oktober 1939, ejaan "donut"
muncul 2 kali.
Dunkin' Donuts yang didirikan tahun
1940 dengan nama Open Kettle di Quincy, Massachusetts, Amerika Serikat merupakan perusahaan tertua yang menulis donat sebagai "donut",
walaupun sebenarnya perusahaan Mayflower Donut Corporation yang didirikan
setelah Perang Dunia II merupakan perusahaan pertama yang menulis donat sebagai "donut".
Asal-usul donat
Asal-usul donat
sering menjadi sumber perdebatan. Salah satu teori mengatakan donat dibawa ke Amerika Utara oleh imigran dari Belanda yang juga memopulerkan
hidangan penutup lain, seperti: kue kering, pai krim (cream pie) dan pai buah (cobbler).
Cerita lain mengatakan donat berbentuk
cincin diciptakan kapten kapal asal Denmark bernama Hanson
Gregory. Sang kapten sering harus menyetir kapal dengan kedua belah tangan
karena kapal sering dilanda badai. Kue gorengan yang dimakan ketika sedang
menyetir ditusukkan ke roda kemudi kapal, sehingga kue
menjadi bolong. Kebetulan bagian tengah kue juga sering belum matang, sehingga
donat sengaja dibuat berlubang di tengah agar permukaan donat yang terkena
minyak bertambah dan donat cepat matang.
Sejarah donat di Indonesia
Di tahun 1968,
stan American Donut di Djakarta Fair (sekarang disebut Pekan Raya Jakarta) merupakan perintis donat yang
digoreng dengan mesin otomatis. Sejak itu, American Donut memiliki tradisi
tahunan membuka stan di Pekan Raya Jakarta hingga sekarang.
Di tahun 1985, Dunkin’Donuts membuka
gerai pertama di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat yang terus berkembang menjadi lebih dari 200 gerai di berbagai kota di
Indonesia. Yang kemudian diikuti dengan donat-donat waralaba asing lainnya
seperti Master Ring, Master Donut, dan Mister Donut.
Demam donat dibangkitkan kembali oleh J.CO Donuts & Coffee yang membuka gerai pertamanya di Super Mall Karawaci pada tanggal 26 Juni 2005. Keberhasilan
J.CO diikuti Krispy Kreme yang membuka gerai donatnya yang pertama di Mal Pondok Indah 2 pada tanggal 31 Agustus 2006. J.CO sebagai
merek lokal didirikan oleh Johnny Andrean seorang penata rambut terkemuka di
Indonesia.
Donat produksi industri kecil biasanya
dijajakan berkeliling menggunakan sepeda atau sepeda motor. Di dalam bus,
pedagang asongan menjual donat kemasan kotak dengan cara unik. Donat dalam
kemasan dibagi-bagikan ke pangkuan penumpang untuk kemudian dikumpulkan kembali
kalau penumpang tidak berminat.
Donat jenis ini disebut juga sebagai donat kampung untuk membedakannya dengan donat-donat yang dijual di mal dan restoran
TUJUAN
1.
Siswa dapat
menentukan jumlah ragi dan bahan lainnya yang dibutuhkan dalam fermentasi
2.
Siswa dapat
menentukan suhu dan waktu dalam proses fermentasi
3.
Siswa terampil
dalam melakukan fermentasi pada pembuatan donat
ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Wajan
2. Loyang
3. Sendok
4. Gelas
5. Timbangan
6. Kuas
7. Kompor
8. Kain
9. Nyiru
10. Baskom
11. Jug/literan 1000 ml
Bahan:
1. Tepung terigu
biasa 100 gram
2. Tepung terigu segitiga biru 900 gram
3. Kuning telur 3 butir
4. Vanili 2 gram
5. Ragi roti 1 sendok teh
6. Gula pasir 1 ons
7. Mentega 1 ons
8. Garam secukupnya
9. Air secukupnya
10. Minyak goreng secukupnya
PROSEDUR KERJA
1.
Siapkan alat
dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan donat
2.
Timbang masing-masing
bahan
3.
Campurkan
secara kering tepung terigu biasa, tepung terigu cakra, vanili ragi roti, dan gula pasir
4.
Aduk hingga
merata
5.
Tambahkan air,
kuning telur, mentega, dan garam
6.
Aduk dengan
kecepatan tinggi hingga adonan menjadi kalis
7.
Lalu timbang
adonan
8.
Fermentasikan
adonan selama 10 menit
9.
Lalu bentuk
adonan dan fermentasikan kembali selama 35 menit
10. Goreng adonan
hingga masak (warna kekuning-kuningan)
DATA PENGAMATAN
1) Berat terigu awal 1000
gram
2) Berat adonan keseluruhan 1250
gram
3) Berat adonan per satuan 50
gram
4) Tinggi donat awal sebelum digoreng 1,5 cm
5) Lebar donat awal sebelum digoreng 5
cm
6) Tinggi donat akhir sebelum digoreng 3 cm
7) Lebar donat akhir sebelum digoreng 7
cm
8) Daya kembang donat selama 35
menit
Lebar = 1,4 kali
Tinggi = 2 kali
9) Warna donat sebelum digoreng putih
kekuning-kuningan
10) Warna donat sesudah digoreng kuning
kecoklatan
11) Tekstur donat setelah digoreng lembut dan empuk
12) Rasa donat setelah digoreng gurih dan manis
(diberi toping/hiasan)
PEMBAHASAN
1)
Menyiapkan alat
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
alat dan bahan yang diperlukan sudah siap dan tidak ada alat ataupun bahan yang
terlupa.
2)
Penimbangangan
bahan
Tujuannya adalah agar bahan-bahan yang
digunakan sesuai dengan ukuran yang akan diperlukan.
3)
Pencampuran
bahan secara kering
Campurkan tepung terigu biasa, tepung
terigu cakra, vanili,ragi roti, dan gula putih secara kering
dalam baskom. Pencampuran secara kering ini dilakukan agar waktu pengadukan
dengan menggunakan tangan, bahan-bahan lebih mudah tercampur.
4)
Pengadukan dengan
tangan
Aduk bahan-bahan yang telah dicampurkan secara kering tadi agar bahan-bahan
tercampur secara lebih merata.
5)
Penambahan air,
kuning telur, mentega dan garam
Pada saat adonan kering diaduk, tambahkan air sedikit demi sedikit kedalam adonan. Lalu tambahkan kuning
telur, mentega dan garam.
6)
Pengadukan
dengan tangan dengan kecepatan tinggi
Setelah semua bahan dimasukkan kedalam
baskom, aduk dengan menggunakan mixer dengan kecepatan tinggi. Pada saat
pengadukan, usahakan aduk tidak terangkat dari adonan agar
adonan yang dihasilkan tercampur merata. Aduk hingga adonan menjadi kalis.
7)
Penimbangan
adonan
Penimbangan adonan dilakukan untuk
mengetahui berat adonan keseluruhan yang telah tercampur merata.
8)
Fermentasi
pertama
Fermentasi pertama dilakukan selama 10
menit. Fermentasi ini dilakukan agar adonan mengembang.
9)
Pembentukan
adonan
Setelah adonan difermentasi selama 10
menit, bentuklah adonan menjadi seperti cincin atau bentuk lain sesuai dengan
keinginan dengan berat masing-masing 30 gram.
10) Fermentasi
kedua
Setelah adonan selesai dibentuk,
fermentasikan kembali adonan selama 35 menit agar adonan yang telah dibentuk
mengembang dengan maksimal.
11) Penggorengan
Goreng adonan sampai masak. Ciri-ciri
adonan yang telah masak adalah warnanya menjadi coklat.
12) Pengukuran
setelah dibentuk dan setelah difermentasi kedua
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui
daya kembang donat selama 35 menit.
13) Hasil
Donat yang telah jadi berwarna kuning
kecoklatan, teksturnya lembut dan empuk, serta rasanya gurih dan manis (diberi
mesis). Hal ini dikarenakan bahan yang digunakan sesuai dengan ukuran yang
diperlukan.
KESIMPULAN
1.
Ragi roti (Saccharomyces cereviceae) dapat membuat
adonan mengembang.
2.
Fermentasi dilakukan
selama 45 menit agar adonan mengembang dengan maksimal.
3.
Fermentasi
dalam pembuatan donat akan maksimal apabila menggunakan alat, bahan, prosedur
yang tepat, baik, dan benar.
DOKUMENTASI