Selasa, 23 Oktober 2012

I LOVE YOU GOODBYE :')

Cerita ini dimulai ketika aku baru masuk kelas 2 SMA. Nama ku Disa, kehidupan ku sederhana,aku juga bukan remaja manja dan aku kurang memperdulikan yang nama nya penampilan. Aku terlalu menikmati kebebasan hidup, tanpa terikat dengan seseorang (bukan berarti gak normal ya). Sama hal nya seperti kebanyakan remaja lainnya, aku juga menginginkan sesosok laki-laki, sempat ngiri sih ngeliat teman di jemputin pujaan hatinya, tapi aku rasa pengkhianatan cinta membuat aku tak mau menginginkan nya lagi, untuk saat ini.
Sampai pada suatu hari, saat pulang sekolah seperti biasa aku pulang bersama teman-teman ku, teman yang selalu ada saat suka dan duka, teman yang selalu mengisi keceriaan dalam hidupku, mereka adalah Melda,Geni,Bila,Yuan,Nada,Yolva, dan Manda. Saat itu tiba-tiba terdengar teriakan seseorang dan tenyata itu senior kami “ hey kalian!! Jangan lupa nanti sore” kami menjawab dengan riang sembari menoleh kebelakang “pasti kak”
Oh iya, aku lupa beri tahu, kalau nanti sore ada pertandingan basket merebut piala Walikota. Sore ini akan dilaksanakan pembukaan dan pertandingan pertama antara sekolah ku melawan sekolah lain yang ada didaerah tempat tinggalku.
Aku begitu menyemangati bintang lapangan dari sekolah ku itu, bersama teman-teman ku, kami bersorak-sorak dengan sangat histeris ketika mereka memasuki lapangan. “go smandu,go go smandu aww, go smandu, go go smandu aww” suara itu semakin keras terdengar didalam gedung pertandingan itu. Semakin keras nyanyian kami semakin bersemangat mereka memasukan bola. Entah perasaan ku atau apa pemain basket sekolah ku terlihat menarik, keren, cool, postur tubuh mereka haaahh…… hanya perasaan kagum ku saja.
Sekolah ku mencetak banyak angka dan mengungguli pertandingan. Ketika terjadi pelanggaran dari tim lawan, terjadi sesuatu entah apa namanya, aku tidak begitu tahu, yang pasti seorang pemain dari sekolah ku dengan penuh konsentrasi memasukan bola kedalam ring basket, dengan spontan aku menyemangatinya “Dean semangat!!” hanya suara itu yang terdengar, sehingga cowok bernomor punggung 13 itu melirik kearah ku dengan penuh arti, aku tak tau apa yang aku rasakan dalam hatiku saat pertamakali lihat dia melihatku, seluruh tubuhku terpaku dan membisu, detak jantungku berdebar tak menentu sepertinya aku tak ingin berlalu. Kejadian yang cukup berkesan, tetapi tak begitu aku hiraukan, berusaha beranggapan bahwa itu biasa saja. Hingga akhirnya pertandingan usai dan sekolah ku pemenangnya.
Kami melompat kegirangan, sambil berlari menghampiri pemain. Setelah  mengucapkan selamat kepada pemain, bersama teman-teman ku, aku berjalan meninggalkan tempat pertandingan yang sebenarnya aku masih ingin berada disana, entah ada apa, aku nyaman berada di tempat itu. Terpaksa aku berjalan mengikuti teman-teman ku. Tak terasa aku pun sampai dirumah (tepatnya dipersimpangan jalan didekat rumah ku) aku masih saja memikirkan kejadian tadi. Dibelakang ku ”Dis, sampai ketemu besok ya!” jeritan terdengar, suara itu tak asing ditelinga ku, aku tersentak “i..i..iyaiya , hati-hati dijalan Gen” jawab ku terbata-bata.
Didepan rumah ku telah menunggu musuh kecilku, dia adik laki-laki ku tapi kali ini aku tak menghiraukan ledekan nya, aku meneruskan langkah ku untuk masuk kerumah tanpa menoleh sedikitpun menuju kekamar kecil ku tanpa tersunggingkan sedikit senyum di raut wajahku, aku menutup pintu agar tak ada yang menggangguku untuk saat ini, aku termenung lama dengan penuh tanya tentang apa yang aku rasa dan terlintas bayangan wajah nya dihadapanku (huussss… tidak..tidak..tidak.. ini biasa saja. Huuus.. pergi pergi dari pikiran ku) aku berusaha mengusir nya dari pikiranku.
Sebenar nya aku cukup kenal dia, kita berteman baik, kita juga pernah berhubungan hanya saja waktu itu memang kedekatan ku hanya sebatas kakak adik dan aku tidak terlalu melebihkan keadaan, malam itu aku hanya memikirkan apa ini sebenarnya, tiba-tiba terdengar suara ponselku berbunyi. Aku sangat kaget, nama yang muncul dilayar ponselku, haaah.. apa ini kebetulan.Ternyata dean berterimakasih kepadaku, dan yang paling ku ingat dia memanggilku kakak terheboh, wajah ku memerah dan terdiam malu membaca pesan dari nya itu (seolah-olah aku supporter paling semangat dipertandingan itu)

Lanjut cerita...
Semakin lama, kami semakin terus berhubungan baik, hubungan kami sangat dekat dan baru aku tahu ternyata dia memiliki kekasih. Hati ku hancur, jujur saja aku menaruh harapan pada nya. Aku kecewa, terluka dan egois nya sungguh aku ingin memilikinya. Tak ada senyum, tawa, dan bahagia pada saat itu, terlontarkan curahan hati kepada mereka sahabat baik ku, yang sebenarnya aku masih ingin merahasiakan nya dari mereka, tentang kedekatanku bersama dean.

Walau kejadian waktu itu cukup mengesankan bagiku, tapi aku belum berani untuk menceritakan nya, “teeeeet…teeeeet…”
Dengar suara itu serasa surga bagi siswa-siswa, termasuk aku. apa lagi kalau pelajarannya sangat membosankan, pasti suara itu satu-satunya penyelamat bagi kami. ( bukannya malas, tapi itu lumrah, hehe)
Aku segera melaju ke kantin bersama teman-temanku, langkahku terhenti ketika kulihat disudut kantin, dimana kami biasa nya duduk telah ditempati oleh sekelompok laki-laki,dan yang paling ku ingat satu diantaranya adalah dean, dia melemparkan senyuman manis nya saat aku memasuki kantin, tapi tak tersunggingkan sedikit senyum dari wajahku (sedikit rugi siih, huhu.. tapi aku harus menjauhinya sebelum rasa ini jatuh lebih dalam)

Aku melangkah menjauhi kantin, menjauhi dean untuk sementara waktu sebelum rasaku terlanjur kepadanya, itu yang terbaik aku tidak ingin menggangu hubungan nya. aku mengerti jika kami ditakdirkan untuk bersama jalan itu akan datang dengan sendirinya.
“Disa!!” jeritan terdengar, Melda melangkah menghampiri ku “sudahlah dis, jangan terlalu difikirkan” terdengar langkah kaki teman ku lainnya mengejarku “lupakan saja dia, jika dia memang ditakdirkan untukmu, dia pasti akan datang tapi bukan untuk saat ini” ucap Bila sembari memegang punggungku. Aku tersenyum lebar “aku tidak apa-apa” jawabku dengan nada serak.
Sudah 3hari aku tak menghubunginya, tak satupun smsnya yang aku balas, dan tak sedikitpun senyumnya yang terbalas oleh ku, jujur aku sedih. “Melda!!” jeritan terdengar dari luar kelas, aku kenal suara itu, dean dia menghampiri Melda (sahabat ku yang sekelas dengan ku) dia bertanya apasalah nya, kenapa aku berubah, kenapa aku menjauhinya, dan kenapa aku membencinya (dean salah, aku tidak pernah membencinya, hanya saja aku menjauh karena tak ingin mngganggu nya)
Melda menceritakan kekecewaan ku kepadanya, terlontar ucapan manis dari mulutnya “aku menyayangi disa, aku merasa kehilangan saat dia menjauhiku” “sudahlah dean, kamu jalani saja hubungan mu bersama kekasihmu, jangan sakiti dia. disa turut bahagia buat kamu” (Melda menyampaikan perkataan ku semalam) “tapi mel..” “sudahlah, cinta tak semudah yang kamu ucapkan, jika kamu benar menyayanginya kamu harus memilih disa atau kekasihmu” potong melda sembari mengunci pintu kelas ku.
Aku tak berharap dean memilihku,“jika dia menyayangiku dia akan datang kepadaku”, kata-kata itu yang selalu aku jadikan penenangku. Aku benar-benar tak lagi berhubungan dengan nya, hanya saja dia masih menanyakan kabar ku kepada melda (bahagianya aku masih diperhatikan, tapi sakit kalo Cuma harapan kosong). Aku tetap menjalani hidup yang suram ini, menikmati entah apa yang terjadi, Seminggu setelah itu aku dikejutkan dengan kehadiran Dean kembali kekehidupan ku, dia kembali menghubungi ku dan dia sangat meyakini ku bahwa kini dia sendiri (tentu saja hal yang sangat mengejutkan ku, antara percaya atau tidak pastinya aku bahagia, tetapi tak begitu aku perjelas dihadapan nya, aku masih takut itu hanya harapan kosong)
Semakin lama, kami semakin dekat dan kini tak ada hambatan bagi hubungan kami,saat sore pun tiba dia mengungkapkan persaannya kepadaku, “dis,kamu maukan jadi kekasih hati ku?” (tentu saja ini hal yang sangat aku tunggu-tunggu, senaang nya hati ini serasa melambung jauh terbang tinggi diangkasa..haha lebay dikit) “hhhmmm, aa..” “kan udah ketebak, kamu gak mau kan aku nya sih ke ge-er’an selama ini” dia memotong ucapan ku yang terbata-bata (ini yang aku gak suka dari dean, dia sotoy sihh , wkwk) “jawab dong dis, kok diam kamu gak mau ya?” Tanya dean dengan nada serius “iya,aku  mau” jawabku sembari mengotak-atik handpone ku (gak ada apa-apa sih tu handpone, maklum lah grogi,hehe) wajahku memerah, tersenyum malu ketika Dean berkata “aku dan kamu itu kita, aku + kamu = selamanya” (ya ampuun,sosweet nya Dean)
Tak terasa kini, 6bulan lama nya kami bersama, menjalani hari penuh warna berbagi kasih dan sayang, aku begitu menyayanginya. Tak ada hal yang tak pernah kami lewati, aku sudah nyaman berada disampingnya, dia tak hanya kekasih dia segalanya bagi ku. Tetapi tak selamanya itu berjalan mulus belakangan ini aku merasa aku terlalu sensitive terhadap Dean, marah-marah, dan terlalu berpikiran buruk terhadapnya, hal ini yang sedikit demi sedikit mengubah keadaan, pertengkaran yang terus terjadi hingga aku letih dan tak sanggup lagi, (sulit bagiku untuk bertahan bukan berarti mudah untuk melepaskan). aku hanya wanita egois yang tak pantas bersamanya, aku membuat dean tertekan dengan sifat buruk ku, aku sangat menyayanginya, tapi untuk membuat nya bahagia aku masih belum bisa.
Pada malam itu, entah apa yang ada dibenak ku, aku tak ingin melihatnya tertekan jika terus bersamaku, aku sangat menyayanginya dan aku tak ingin dia terluka, aku percaya ini jalan nya agar dia bahagia (Aku memintanya untuk mencari perempuan yang bisa membuatnya lebih bahagia, karena sedikitpun aku tak bisa membahagiakan nya, aku hanya menambah beban dikehidupannya) sungguh aku tak rela melepaskan nya, jujur aku tak sanggup untuk kehilangan nya, aku ingin dia bahagia dan ini alasannya kenapa aku memintanya untuk tinggalkan aku.
Dan satu alsan lagi kenapa aku tidak begitu takut untuk kehilangan nya, dia pernah berkata “jika seandainya terjadi perpisahan antara aku dan kamu itu hanya mengubah status, tetapi tidak untuk perasaan dan tidak untuk yang lain nya” (jika kita putus itu hanya mengubah hubungan kita sebagai sepasang kekasih, tidak untuk persahabatan kita,dan tidak untuk rasa sayang kita. itu makna yang aku ambil dari ucapannya itu)
Alasan itu, memberanikan ku memintanya untuk mencari orang yang membuatnya bahagia, beberapa hari setelah itu kami masih berhubungan, dan aku memintanya untuk membiarkan aku sendiri untuk saat ini. Tapi ternyata dia salah mengartikan itu, semenjak kejadian itu, dia tak pernah lagi menghubungiku, yang lebih parah lagi, dia tak mau menyapaku jika kami bertemu, serasa ada goresan kebencian di wajahnya. sebenci itukah dia kepadaku? (dia tak pernah tahu betapa sakitnya aku, menipu perasaan ku sendiri, perasaan ingin tetap bersama nya tetapi aku tahu kalau dia begitu tersiksa jika bersamaku, sudahlaaah.. terlalu rumit untuk dijelaskan)
Titik demi titik air hujan menetes di jendela kamar ku.. menatap langit yang kusam tak ada bedanya dengan perasaan ku kini. Tak ada senyum, tawa, dan bahagia seperti alam yang menangis hati ku pun menangis.sembari menanyakan pada langit siapa yang akan menggantikan aku dihati dean. ku tunggu hingga hujan mereda sampai tak sadarkan diri aku pun terlelap di kaca jendela.
Aku berjalan menuju lorong kelas, di ujung lorong ku lihat si pujaan hati. tersunggingkan sedikit senyum di raut wajahku tapi sayang ia tak melihatku menatapnya. Kesedihan yang tak pernah berakhir hanya dapat melihatnya dari jauh. Kulanjutkan langkah menuju kelas tempat ku belajar dan bercanda ria bersama teman-teman.
Ku lihat dari kejauhan teman baikku berjalan menghampiriku, aku memberitahu mereka bahwa Dean mempunyai gebetan baru(info baru yang aku dengar dari teman baik Dean) sebenarnya hancur berkeping-keping hati ini yang tak tahu entah kemana kepingan itu berjatuhan, aku berusaha mengumpulkan kepingan itu, menenangkan keadaan ku sendiri dan memaksa untuk tidak terlarut dalam keadaan.
Entah sengaja atau tidak, tidak kurang dari 6hari dia jadian bersama gebetannya itu, 6bulan bersamaku dilupankan begitu saja dalam waktu 6hari. Sungguh kecewa, dia bukan seperti orang yang aku kenal, dia bukan dean yang dulu, haaaah.. sudah lah ini sudah berakhir. Dan sekarang aku selalu menghindar dari nya, tak kuasa ketika kulihat wajah polos nya dan ternyata dia penjahat cinta!
 Terkadang aku benci namun terkadang sesakit apapun luka yang dia torehkan aku tetap mencintainya, merindukan nya didalam kebencian ku.

Pernah saat itu, temanku Geni menghubunginya, Geni mengatakan apa yang aku rasakan, begitu cepat nya dia mencari penggantiku.
dengan santainya dia hanya menjawab “inikan yang disa mau?” (memang benar itu mau ku, tapi beri aku kesempatan beberapa hari untuk melupakan nya, ini terlalu cepat bagiku, cinta tak mungkin berhenti secepat saat jatuh hati) dan sebelum Geni berbicara apapun, dia sudah pergi meninggalkan Geni.
Ya,mungkin inilah resikonya, aku menerimanya,walaupun sulit untuk melakukannya.
Aku yakin suatu saat nanti jika kami berjodoh, kami akan di pertemukan kembali, tapi jika kami tidak berjodoh, itulah yang terbaik.

Yang ku inginkan saat ini menjelaskan kejadian 2bulan yang lalu, bahwa aku sanggaaaat mencintainya, sampai kapanpun!!
Entah apa istimewanya dia, sampai aku tak bisa melupakannya.
Aku ingin berteriaak agar dunia tahu kalau aku telah menyesal karena sudah mengijinkan orang yang paling aku sayang pergi dari kehidupanku.

Aku percaya, jika kini kita tidak bersama.Suatu saat nanti, jika aku bertemu lagi denganmu, kan ku lanjutkan cerita ini. entah kapan hal itu bisa terjadi, tapi ku mengharapkan hal itu bisa terjadi kembali, sampai waktu yang mempertemukan kita lagi. Kini kan kujalani pahitnya hidup melihatmu bersama dengan nya.

Hari demi hari aku lewati tanpa memikirkannya lagi, lama kelamaan aku terbiasa untuk tidak memperdulikannya lagi.Suatu ketika aku dengar kabar bahwa Dean akan pindah keluar kota, awalnya aku memang tidak mempercayainya, tapi kemarin lusa Dean mendatangi ku ketika aku berada disekolah untuk mengurusi masalah OSIS dia juga membicarakan masalah itu kepada ku“dis, aku akan pindah keluar kota minggu ini” ucapnya dengan nada sedikit sedih “truus?” jawabku jutek “ya gitu dis,orang tua ku memaksa ku untuk sekolah disana” jawabnya dengan nada serius “bagus lah!” potongku dengan nada santai “bagus kenapa?” lanjut dean penasaraan (tanpa menjawab pertanyaan nya aku mengalihkan pembicaraan, tetap sedikit cuek sih.. haha)

Aku tak memperdulikan perkataan nya , aku hanya menganggap  itu hanya lelucon nya saja, tapi ketika esok harinya aku berjalan menuju kantin sekolah “Dis!!” suara itu terdengar dari kantin sebelah (aku kenal suara itu) “gak bawa uang banyak hari ini,haha” jawabku dengan penuh semangat (karena aku kira dia akan memintaku untuk membelikan nya sate, itu kebiasaan Rolly teman dekat Dean ketika aku bertemu dengan nya dikantin) “bukaan itu Dis” “trus apa?”  jawab ku penuh penasaran “gini Dis, besok lusa Dean pindah keluar kota ikut orang tua nya” ucapnya “trus gw harus bilang WAW gitu?” jawabku dengan lelucon anak remaja yg lagi ngetren :D aku pergi meninggalkan nya (sok jutek memang, tapi itu sebenarnya karena aku takut kehilangan nya)

Memang benar akhir-akhir ini aku tidak melihat batang hidung nya disekolah,aku gelisah, pikiran ku kacau, apa benar Dean pindah, sejak saat itu aku memberanikan diri untuk menghubunginya, untuk memperbaiki hubungan ku yang agak kaku bersamanya, sejak kabar itulah aku memperdulikannya kembali, beberapa hari dia disana kami selalu berhubungan, hubungan kami membaik. Tapi semua nya berubah ketika aku kaget melihat sosok Dean dirumah Geni ketika sore itu aku pulang les sore.
Kejadian itu sangat mengejutkan siang itu ketika pulang sekolah aku memang berniat untuk bermain kerumah Geni sehabis les sore, seusai les aku bergegas keluar karena Geni telah menjemputku, Geni tak menceritakan sedikitpun masalah Dean, dia hanya berbicara bahwa yang lain menunggu di tempat kami biasa makan sore. “Dis,dari mana saja kamu?” Tanya Rolly ketika aku baru turun dari motor “biasa anak rajin bray” jawab ku sembari menoleh kearah nya. ggrrrrrrkk detak jantung ku ketika kulihat disebelah Rolly adalah Dean. Aku terkejut ternyata dia membohongi ku, dengan wajah polos nya dia melemperkan senyum manis nya keadaku dengan reflek nya aku melengahkan kepalaku tanpa mengacuhkan senyumanya. Sejak saat itu aku tak lagi meyapa nya jika kai bertemu dan bertatap muka dijalan.

Waktu terus berjalan,aku menjalani hari-hariku yang suram ini, tanpa terasa aku akan memasuki usia 17th, tepatnya 7 oktober tahun ini. Aku mengadakan birthday party dirumah sederhana ku, aku mengundang teman-teman ku termasuk Dean untuk memperbaik hubunganku dengan  nya, tetapi melalui geni (aku masih belum berani menghubunginya). Aku ingin sekali untuk memperbaiki hubungan ku bersama nya, tetapi aku masih benci kenapa dia membohongiku. “Dean, kamu datangkan keacara ulangtahun temanku” Geni menanyakan dengan lembut kepadanya “iya Gen” jawabnya simple. Aku tak berharap banyak jika dia datang pintu rumah ku terbuka lebar untuk nya.

Teng teng teng jam menunjukan pukul 00.00 WIB. Aku diberi kejutan oleh keluarga kecil ku dengan bahan seadanya, aku dibangunkan secara paksa (karena memang aku paling susah yang namanya bangun kalau lagi tidur) mereka mematikan lampu dan mengoncang-goncangkn tubuh ku, aku kaget dan tiba-tiba “happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday , happy birthday to you” nyanyian itu terdengar samar-samar dengan lilin yang menyala dengan potongan kue kecil yang mungkin hanya cukup untuk satu lilin saja, tetapi ini kebahagian yang tak ternilai harganya. Aku sangat bahagia, ini saat nya make a wish  “aku berharap aku akan menjadi orang berhasil dan selalu bahagia” cukup simple memang. Karena bagi ku percuma punya segalanya jika tidak bahagia.

Aku melanjutkan kembali tidurku karena memang aku sangat ngantuk pada saat itu, aku tak menghiraukan sms yang masuk diponselku, ketikaku dengar bunyian kicauan burung aku tersentak memandang kearah luar betapa indahnya pagi ini,pagi yang cerah untuk jiwa yang sepi.. huuu berbicara tentang sepi aku bergegas membuka ponselku ketika ku lihat, aku tak menemukan satupun nama Dean di inbox ponselku, aku sangat kecewa,sedih dan ingin sekali berteriak “aku benci Dean”

Aku menunggu ucapan nya datang, aku tak berharap banyak hanya ucapan itu yang aku tunggu. Ucapan “happy birthday” tidak lebih! Ternyata Penantian ku berujung sia-sia tak sepatah katapun terucap dari bibirnya dan lebih parahnya lagi dia tak menghadiri acara ulangtahunku. Dan mulai saat itu sampai detik ini aku tak pernah berhubungan dengan nya lagi, aku benar-benar menjauh dan akan melupakan nya, jika memang itu yang dia mau, oke fine aku terima (sebelumnya aku berjanji jika dia tidak datang ke acara ulangtahun ku berarti hubungan ku dan dia hanya sebatas ini, bukan teman apa lagi sahabat, melainkan orang asing)
Kali ini aku berjanji, berjanji untuk tidak akan kembali apapun yang terjadi dan apapun resikonya “aku tetap tidak akan kembali” jika suatu saat ia akan kembali, dan memintaku untuk menjadi kekasih nya lagi (jangan harap aku mau) ketika ia torehkan luka yang begitu dalam dihatiku, tidak semudah itu untuk kembali, ketika sulit untuk melepaskan bukan berarti mudh untuk menerimanya kembali,  Jangan kan untuk kembali, untuk berteman dengan nya pun aku tidak bisa! Mungkin egois, tapi ini masalah hati. Sudah cukup makasih buat semuanya I Love You GoodBye :)





Minggu, 07 Oktober 2012

Posting Pertama - about Me

       
My name is Annisa Rahim
07 Oktober 1995
Islam
Sungai Penuh, Jambi, Inedonesia.
 


-Happy Birthday to Me-
 Oktober 07-2012
17th