Senin, 14 Oktober 2013

HAKIKAT MIPA



DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA
“HAKIKAT MIPA”



DISUSUN OLEH :    
NAMA                                   : ANNISA RAHIM
NIM                                       : AIC313004
DOSEN PEMBIMBING     : Dra. JUFRIDA, M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI TAHUN 2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan MIPA ini, yang berjudul HAKIKAT MIPA
         Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terimakasih kepada ibu Dra. Jufrida, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada kami dan kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun pada materi, mengingat akan kemampuan yang kai miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
          Akhirnya kami sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala yang setimpal kepada mereka yang telah memberi bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal’Alamiin.




Jambi, 14 Oktober 2013


Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG

Makalah Hakikat MIPA  ini merupakan moul pertama dari enam modul dalam mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan MIPA. Kegiatan belajar nya terdiri dari dua bagian besar. Bagian yang pertama membahas hakekat Matematika, dan bagian kedua membahas hakekat IPA yang meliputi hakekat Biologi, Fisika dan Kimia.
Kita sebagai calon guru MIPA sudah sewajarnya untuk mengetahui karakteristik ilmu yang kita bina. Alangkah janggalnya seorang guru matematika tidak mengetahui apa itu matematika. Demikian pula seorang guru IPA tentunya harus mengetahui apa yang dimaksud dengan IPA.
Matematika dengan IPA merupakan ilmu dasar yang mempunyaisaling keterkaitan yang sangat erat. IPA tidak dapat mungkin dikembangkan tanpa bantuan matematika, sehingga mendorong matematika untuk lebih berkembang. Matematika dan IPA juga sama-sama mengembangkan kemajuan teknologi. Teknologi berkembang dengan pesat karena bantuan MIPA.
Untuk mempelajari materi dalam modul ini tidak diperlukan persyaratan yang khusus, tetapi sebaliknya untuk mempermudah mempelajari materi dalam modul-modul berikutnya perlu pengetahuan Hakekat MIPA.


1.2   RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian Matematika ?
2.      Apa pengertian IPA ?
3.      Apa hubungan Matematika dan IPA ?
4.      Apasaja Nilai-nilai IPA ?
5.      Sebutkan Keterbatasan IPA ?
6.       

1.3   TUJUAN

Sebagai tujuan instruksional umumnya diharapkan dapat memahami hakekat matematika dan IPA. Sedangkan tujuan instruksional khususnya setelah mempelajari materi ini, diharapkan :
a.       Menentukan penyebab sulitnya mendefenisikan matematika
b.       Menyebutkan salah satu definisi matematika menurut para ahli
c.        Membedakan matematika dengan IPA
d.       Membedakan cara penemuan konsep matematika secara deduktif dengan induktif
e.        Menunjukan kesalahan dalam penelaahan pola suatu generalisasi
f.         Membedakan pemahaman informal dengan pemahaman formal
g.        Membedakan unsur-unsur pembentuk matematika
BAB II
ISI

1.   Hakekat Matematika
a.     Pengertian Matematika

Dalam mempelajari matematika, tentunya wajar diantara kita ada yang bertanya “apa yang dimaksud dengan matematika?”
Untuk dapa meberikan jawaban yang pasti tentang arti dari matematika sangatlah sulit. Defenisi dari matematika makin lama makin sukar untuk dibuat secara tepat dan singkat. Cabang-caban matematik makin lama makin bertambah dan makin bercampur dengan lainnya. Sampai sekarang dalam ahli matematika belum ada kesepaatan yang bulat untuk memberikan jawaban membuat defenisi tentang matematika.
Namun demikian, kita akan coba melihat beberapa pandangan para ahli tentang matematika itu dan sekaligus telaahan dari matematika itu sendiri. Hal ini memberikan gambaran tentang hakekat matematika termasuk cara pencarian kebenaran dan cara berfikir matematik.

Ada beberapa definisi dari beberapa para ahli mengenai matematika, diantaranya seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Di pihak lain, Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan”.
Lain halnya dengan Russefendi (1988 : 23) yang mengatakan bahwa matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.
James dan James (1976) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Tetapi ada juga pendapat yang mengatakan bahwa matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika.

Selain itu ada juga pendapat dari Johnson dan Rising(1972) yang menyatakan matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsure yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.
Lain halnya dengan Reys - dkk (1984),  matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Kline (1973) matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.  

Menurut Roy Hollandsmatematika adalah suatu sistem yang rumit tetapi tersusun sangat baik yang mempunyai banyak cabang”. Secara luas matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan tetapi lebih luas ia berhubungan dengan alam semesta. The Liang Gie mengutip pendapat seorang ahli matematika bernama Charles Edwar Jeanneret yang mengatakan: ”Mathematics is the majestic structure by man to grant him comprehension of the universe, yang artinya matematika adalah struktur besar yang dibangun oleh manusia untuk memberikan pemahaman mengenai jagat raya



b.     Matematika adalah Ilmu tentang Struktur

Dalam bagian ini kita akan melihat kebenaran sesuatu pendapat para ahli matematika mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi kan dengan baik. Belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasa yang dipelajari serta berusaha mencari hubungan-hubungan nya.
Suatu kebenaran dalam matematika dikembangkan berdasarkan alasan yang logis. Namun cara kerja matematika terdiri dari observasi, menebak dan merasa, mengji hipotesa, menacari analogi dan sebagainya. Matematika dimulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan berkembang ke unsur-unsur pendidikan terus ke aksioma atau postulat sampai ke dalil-dalil.

unsur-unsur yang tidak didefinisikan merupakan unsur dalam komunikasi matematika, misalnya titik, bidang, himpunan, elemen, bilangan, dan sebagainya. Unsur-unsur yang tidak didefinisikan ini eksistensiny diakui ada, tetapi susah untuk dapat dinyatakan dengan suatu kalimat yang tepat, karenanya unsur yang tidak didefinisikan ini kadang-kadang disebut unsur primitif (undefined). Tanpa adanya pemikiran semacam ini matematika tidak akan terwujud.
Dari unsur-unsur yang tidak disefinisikan dapat dikembangkan menjadi unsur-unsur lainnya yang dapat didefinisikan, misalnya segitiga, sudut, gabungan, irisan, matriks, vektor, grup, ring, dan sebagainya. Jelas bahwa unsur-unsur Yng didefinisikan ini ada karna adanya unsur-unsur yang tidak didefinisikan sebagai pembentuknya.
Selanjutnya dari kedua unsur tersebut dibuatlah aksioma. Aksioma atau Postulat merupakan asumsi-asumsi dasar tertentu dan dipilih sebagai kesepakatan yang biasanya nampak sesuai dengan pengalaman-pengalaman kita. Misalnya, dua titik menentukan sebuah garis, semua sudut siku-siku satu sama lainnya sama besar, pengertian kamutatif, asosiatif dan sebagainya.
Dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, unsur-unsur yang didefinisikan dan aksioma-aksioma terbentuklah dalil-dalil atau teori-teori yang kebenarannya berlaku secara umum dan kebenarannya tersebut dapat dibuktikan secara deduktif. Jadi, jelas bahwa walaupun matematika itu disusun, berkembang dan ditemukan secara induktif dari observasi, coba-coba, eksperimen, dan sebagainya. Namun, begitu pola atau dalil itu ditemukan maka kebenaran harus dapat dibuktikan secara umum atau secara deduktif.

Untuk lebih jelas nya dapat kita perhatikan diagram berikut sebagai penjelasan dari hubungan diantara unsur-unsur pembentuk hubungan itu, sehingga jelas bahwa matematika itu adalah ilmu pengetahuan mengenai struktur yang terorganisasikan dengan baik.



 







c.      Matematika adalah Ilmu Deduktif

Perlu kita ketahui bahwa baik isi maupun metode mencari kebenaran dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam apalagi dengan ilmu pengetahuan umumnya. Metode mencari kebenaran yang dipakai matematika adalah metode deduktif, sedangkan ilmu pengetahuan alam nya adalah metode induktif atau eksperimen.
Namun dalam matematika mencari kebenaran itu bisa dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus dibuktikan secara deduktif. Dalam matematika, suatu generalisasi, sifat, teori atau dalil itu belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.
Sebagai contoh dalam ilmu fisika, bila dengan percobaannya seseorang telah berhasil menunjukan kepada kita bahwa ketika ia mengambil sebatang logam kemudian dipanaskan dan memuai, kemudian sebatang logam lainnya dipanaskan dan memuai lagi, dan seterusnya. Mengambil beberapa contoh logam lainnya dan ternyata selalu memuai jika dipanaskan, maka ia akan membuat kesimpulan atu generalisasi setiap logam yang dipanaskan itu memuai. Generalisasi yang dibuat secara induktif itu, dalam ilmu fisika dibenarkan.
Contoh lainnya misalnya dalam ilmu biologi berdasarkan pada pengamatan dari beberapa binatang menyusui ternyata selalu melahirkan, sehingga kita bisa membuat generalisasi secara induktif bahwa setiap binatang menyusui adalah melahirkan.
Kedua contoh dalam ilmu fisika dan ilmu biologi seperti diatas, secara matematika belum dianggap sebagai generalisasi. Dalam matematika, contoh-contoh seperti itu baru dapat dianggap sebagai generalisasi bila kebenarannya dapat dibuktikan secara deduktif.


d.     Matematika adalah Ilmu tentang Pola dan Hubungan

Matematika disebut ilmu atau telaahan tentang pola dan hubungan, karena dalam matematika kita sering mencari keseragaman supaya generaliasinya dapat dibuat. Dalam mencari pola hubungan itu kita perlu memperhatikan keteraturan, keterurutan, keterkaitan (hubungannya), kecenderungannya (menebak dan menduga), sehingga kita dapatkan polanya atau modelnya dari konsep matematika tersebut.
Sekarang kita melihat kebenaran yang akan menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang hubungan. Hal ini memang benar, karena dalam matematika kita sering menemukan adanya hubungan antara idea satu dengan idea yang lainnya. Misalnya antara 7 – 2 = 5 dengan 5 + 2 = 7, dan antara 2 + 5 = 7, antara 3 x 7 = 21 dengan 21 : 3 = 7 dan 21 : 7 = 3, antara aljabar dan geometri dengan geometri analitik dan kalkulus, dan sebagainya. Selain itu tentunya kita dapat melihat dan merasakan bagaimana bagian-bagian dari matematika seperti aljabar, aritmatika, statistik, kalkulus, dan geometri saling berhubungan satu sama lainnya dalam pelajaran matematika disekolah-sekolah.


e.     Matematika sebagai Bahasa, Seni dan Ratunya Ilmu

Pertama-tama kita akan melihat mengapa matematika itu disebut bahasa atau bahasa simbol yang berlaku secara inetrnasional dan sangat padat.
Matematika adalah bahasa internasional, karena disetiap saat, di setiap jenjang sekolah dan disetiap negara orang yang tahu tentunya akan mengerti apa yang dimaksud dengan 3 + 6 = 9, log 10 = 1, √9 = 3 dan seterusnya. Bahasa matematika ini, untuk siapa saja kapan saja dan dimana saja pasti akan mempunyai pengertian yang sama. Jadi bahasa matematika merupakan bahasa universal dan berlaku secara umum yang sudah disepakati secara internasional bagi mereka yang mempelajari matematika.
Selain sebagai bahasa internasional, matematika itu merupakan bahasa simbol, karena dalam matematika banyak digunakan simbol-simbol seperti ∆, ∞, ≤, ≥, ∫, ≠, ˆ, π, ±, ×, √, dan sebagainya. Simbol-simbol atau kombinasi dari simbol-simbol itu padat sekali, artinya simbol itu ditulis secara singkat tapi bermakna sangat luas.
Misalnya 100! (seratus faktorial) artinya 1 x 2 x 3 x 4 x . . . x 100, artinya perkalian bilangan dari 1 sampai dengan 100. Kemudian lambang e dalam matematika sangat terkenal dan sering dipakai dalam kalkulus dan nilainya diperlihatkan oleh deret tak hingga.

Kemudian sering pula orang mengatakan bahwa matematika itu dalah seni. Kenapa matematika itu adalah seni? Dalam seni terlihat unsur-unsur keindahan, keteraturan dan keterurutan. Kita dapat melihat keindahan lukisan sebagai perpaduan kombinasi warna, keteraturan gerak dalam tarian, dan keterurutan penabuh gamelan dengan suara nyanyian, dan sebagainya.
Begitu pula dengan matematika, didalamnya memiliki unsur-unsur keteraturan, keterurutan, dan ketetapan (konsisten) seperti hal nya seni indah dipadang dan diresapi.
Ambil satu konsep yang sederhana dalam mateatika, misalnya konsep fungsi. Dalam pemakain sehari-hari kata “fungsi” dapat berubah-ubah sesuai dengan posisinya dalam kalimat yang mempunyai arti tidak kurang dari selusin arti. Namun sedikit sekali orang memahami dengan persis arti matematika nya.  Konsep fungsi dalam matematika jelas mempunyai keteraturan dan keterurutan dalam aturan yang didefinisikannya yang dipakai untuk mengaitkan dua buah himpunan dengan syarat-syarat tertentu yang konsisten yang membedakan dengan konsep lain diluar fungsi.

Selanjutnya selain matematika itu sebagai seni, kadang kala matematika itu disebut ratunya ilmu (mathematics in queen of the science), artinya antara lain bahwa matematika adalah bahasa yang tidak tergantung pada bidang studi lain yang menggunakan simbol dan istilah yang cermat dan disepakati secara universal sehingga mudah dipahami; kemudian merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi yang didasarkan pada contoh-contoh, observasi, eksperimen tetapi generalisasinya didasarkan pada pembuktian deduktif; kemudian ilmu tentang pola keteraturan; kemudian ilmu tentang struktur yang terorganisasikan; dan matematika sebagai pelayanan ilmu.





2.   Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Apakah sebenarnya IPA itu? IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenaranya melalui metode ilmiah. Jadi disini metodenyalah yang menentukan apakah itu ilmiah atau tidak. Atau dengan kata lain metode ilmiah merupakan ciri khusus yang dijadikan identitas dari IPA. Jadi kita dapat mengenal IPA dari metodologinya.
Untuk mencukupkan pengenalan kita terhadap IPA, marilah kita mengadakan explorasi kecil-kecilan ke berbagai sumber pustaka untuk mendengarkan pendapat para ahli ilmu tentang apa sebenarnya IPA itu.
Sebagai awalan kami kutipkan pendapat dari Nash, LK. Dalam buku nya The Nature of Natural Science. Ia mengatakan bahwa : “Science is a way of looking at the world” jadi disini sains atau IPA dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia. Cara memandang IPA bersifat analitis, ia melihat sesuatu secara lengkap dan cermat serta dihubungkannya dengan objek lain sehingga keseluruhannya membentuk suatupresfektif baru tentang objek yang diamati itu.
Yang perlu digaris bawahi pendapat Nash ini adalah bahwa IPA dipandang sebagai suatu cara/suatu pola berpikir terhadap sasaran dengan seksama, cermat dan lengkap.

Dalam buku karangan J.D. Bernal yang berjudul Science in History, ia menyarankan untuk dapat memahami sains atau IPA haruslah melalui pemahaman dari berbagai segi atau aspek darin IPA itu (tidak dari satu segi saja). Ia menonjolkan adanya 5 aspek yaitu IPA dapat dipandang :
1)      IPA sebagai suatu Institusi
2)      IPA sebagai suatu Metode
3)      IPA sebagai Kumpulan Pengetahuan
4)      IPA sebagai suatu Faktor utama dalam Memelihara dan Pengembangan Produksi
5)      IPA sebagai salah satu faktor utama yang Mempengaruhi Kepercayaan dan Sikap manusia terhadap Alam semesta dan Manusia.

Dalam buku yang editor Sidney Morgenbesser yang berjudul Philosophy of Science Today. Dalam bab pertama membahas tentang ‘The Nature and Aims of Science’ yang dikarang oleh Ernest Nagel.
Menurut Nagel, IPA dapat dilihat dari tiga aspek. Secara singkat ketiga aspek itu adalah sebagai berikut :
1.      Aspek tujuan, IPA adalah sebagai alat untuk menguasai alam, dan memberikan sumbangan kepada kesejahteraan umat manusia.
2.      IPA dilihat sebagai suatu pengetahuan yang sistematik dan tangguh dalam arti merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang yang didapat dari berbagai peristiwa
3.      Aspek ketiga adalah bahwa sains dapat dilihat sebagai suatu metode.

Ada satu buku lagi yang menjawab pertanyaan “what is science” yaitu yang berjudul UNESCO handbook for science teachers yang dieterbitkan oleh UNESCO paris. Dalam buku tersebut telah dijelaskan bahwa “science is what scientists do”. Namun agak berbeda penjelasan terlebih dahulu, disini yang dimaksdud dengan kalimat tersebut diatas adalah bahwa yang dikerjakan oleh para scientist itu ada dua hal, yaitu yang pertama adalah mengumpulkan pengetahuan ilmiah sehingga menjadi body of scientific knowledge dan yang kedua adalah suatu proses untuk mendapatkan scientific knowledge itu. Tentang science sebagai scientific knowledge ada buku yang sangat baik untuk dibaca berjudul “The philosophies of science” yang dikarang oleh R. Harre, terbit tahun 1985. Dalam buku tersebut dijelaskan demikia:
Science is a collection of well attested theories which explain the patterns and regularities and irregularities among carefully studied phenomena”. Bila diterjemahkan secara bebas kira-kira artinya adalah demikian: sains adalah suatu kumpulan teori-teori yang telah diuji kebenarannya, menjelaskan tentang pola-pola dan keteraturan maupun ketakteraturan dari gejala yang telah diamati secara seksama.
Kaliamat itu berisi duahal, yang pertama menyatakan bahwa sains itu suatu kumpulan pengetahuan, dalam hal ini adalah teori-teori. Yang kedua menjelaskan fungsi dari pengetahuan atau teori itu yaitu untuk menjelaskan adanya hubungan antara berbagai gejala alam.
 
3.   Nilai-Nilai Ilmu Pengetahuan Alam

A. Nilai-Nilai Sosial dari IPA
1) Nilai etik dan estetika dari IPA
Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai nilai-nilai etik dan estetika yang tinggi. Nilai-nilai itu terutama terletak pada sistem yang menetapkan ‘kebenaran yang objektif’ pada tempat yang paling utama. Adapun proses IPA itu sendiri dapat dianggap sebagai suatu latihan mencari, meresapkan, dan menghayati nilai-nilai luhur.

2) Nilai moral atau humaniora dari IPA
Nilai-nilai moral atau humaniora dari IPA nampaknya mempunyai dua muka yang berlawanan arah. Muka yang menuju kepada cita-cita kemanusiaan yang luhur sedang muka yang lain menuju kepada tindak immoral yang tidak saja dapat melenyapkan nilai-nilai luhur namun dapat melenyapkan eksistensi manusia itu sendiri.
IPA dan teknologi sekedar alat yang sangat tergantung dari manusianya yang berada di belakang alat itu, untuk apa itu akan digunakan. Dengan kata lain, IPA itu sendiri adalah ‘suci’, yang tidak suci itu ialah manusianya.

3) Nilai ekonomi dari IPA
Seorang ahli IPA, mungkin ia telah bertahun-tahun melakukan suatu penelitian. Katakanlah ia menemukan suatu kaidah dari suatu fenomena tertentu. Apakah temuannya itu mempunyai niali ekonomi? Memang tidak dapat dikatakan dengan tegas karena nilai ekonominya tidak langsung. Ini baru menjadi kenyataan bila temuan itu dapat digunakan untuk memproduksi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.lain daripada itu, bagi sang penemu, keberhasilannya itu dapat meningkatkan harga diri atau kepercayaan masyarakat terhadap dirinya. Ini berarti temuannya itu dapat memberi ‘nilai tambah’ bagi dirinya.


B. Nilai-Nilai Psikologis/Paedagogis IPA
1) Sikap mencintai kebenaran
IPA selalu mendambakan kebenaran yaitu kesesuaiannya pikiran dan kenyataan. Oleh karena itu mereka yang selalu terlibat dalam proses IPA diharapkan mendapatkan imbas atau dampak positif berupa sikap ilmiah yang demikian itu.

2) Sikap tidak purbasangka
Kita boleh saja mengadakan dugaan yang masuk akal (hipotesis) asal dugaan itu diuji kebenarannya sesuai dengan kenyataannya atau tidak, baru menetapkan kesimpulan. Dalam kehidupan sehari-hari sikap purbasangka sangat sering menimbulkan bencana pertengkaran dan hidup ini menjadi tidak tenang dan tidak bahagia.

3) Sadar bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia itu tidak pernah mutlak
Kesimpulan seorang ilmuwan dapat hanya berlaku untuk sementara atau menyadari bahwa pengetahuan yang ia dapat itu baru sebagian, maka hal ini akan menjadikan orang itu bersikap rendah hati dan tidak sombong.

4) Yakin akan adanya tatanan alami yang teratur dalam alam semesta ini
Dengan mempelajari tentang hubungan antar gejala alam dan mendapatkan/menemukan adanya kaidah-kaidah atau hukum-hukum alam yang ternyata begitu konsisten aturan-aturannya maka orang akan menyadari bahwa alam semesta ini telah ditata dengan sangat teratur. Hal ini dapat memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5) Bersikap toleran atau dapat menghargai pendapat orang lain
Menyadari bahwa pengetahuan yang ia miliki bersifat tidak mutlak sempurna maka ia dapat menghargai pendapat orang lain ternyata lebih mengetahuinya atau lebih sempurna untuk memperbaiki, melengkapi, maupun untuk meningkatkan pengetahuannya.

6) Bersikap tidak putus asa
Orang-orang yang berkecimpung dalam IPA, mereka menggali atau mencari kebenaran. Mereka akan bahagia bila mendapatkan kebenaran yang mereka yakini itu. Apalagi bila kebenaran itu juga dapat membuat orang lain sejahtera dan bahagia dalam hidupnya. Oleh karena itu mereka tidak pernah putus asa dan selalu berusaha untuk mencari kebenaran itu walaupun seringkali tidak memperoleh apa-apa.

7) Sikap teliti dan hati-hati
Seorang ilmuwan IPA memiliki sifat teliti dalam melakukan sesuatu serta hati-hati dalam mengambil kesimpulan ataupun dalam mengelurkan pendapatnya.

8) Sikap ‘curious’ atau ‘ingin tahu’
Para ilmuwan atau mereka yang berkecimpung dalam IPA akan didorong untuk ingin tahu lebih banyak, karena ilmu pengetahuan itu merupakan sistem yang utuh sehingga pengetahuan yang satu akan menunjang untuk mudah memahami yang lain, dan pengetahuan yang mereka dapatkan tentu akan memberikan ‘reinforcement’ untuk mendorong mereka mencari tahu lebih banyak.

9) Sikap optimis
Ilmuwan IPA selalu optimis, karena mereka sudah terbiasa dengan suatu eksperimentasi yang tak selalu menghasilkan sesuatu yang mereka harapkan, namun bila berhasil, temuannya itu akan memberikan imbalan kebahagiaan yang tak ternilai dengan uang. Oleh karena itu ilmuwan IPA berpendirian bahwa segala sesuatu itu tidak ada yang tidak mungkin dikerjakan.


C. Keterbatasan IPA

1) IPA tidak menjangkau untuk menguji kebenaran adanya Tuhan, karena IPA sengaja membatasi diri pada alam fisik.
2) IPA tidak dapat menjangkau secara sempurna tentang objek pengamatannya
3) IPA tidak menjangkau masalah etika (tata krama) yang mempermasalahkan tingkah laku yang baik atau buruk. Juga tak menjangkau masalah estetika yang tersangkut paut dengan keindahan. Juga tidak mungkin tentang sistem nilai.



BAB III
PENUTUP

3.1            KESIMPULAN

Matematika dengan IPA merupakan ilmu dasar yang mempunyai saling keterkaitan yang sangat erat. IPA tidak dapat mungkin dikembangkan tanpa bantuan matematika, sehingga mendorong matematika untuk lebih berkembang. Matematika dan IPA juga sama-sama mengembangkan kemajuan teknologi. Teknologi berkembang dengan pesat karena bantuan MIPA.


3.2            SARAN

1.      Agar dapat memahami hakekat MIPA yang benar.

2.      Bagi pendidik hendaknya sebaiknya mengetahui hal yang paling mendasar dari matematika. Dalam hal ini mengenai hakikat matematika yaitu pengertian matematika, matematika sebagai ilmu deduktif, matematika sebagai ilmu terstruktur, dan matematika sebagai ratu dan pelayan ilmu sehingga dapat memudahkan dalam mengajarkan matematika.

3.      Bagi para pendidik juga diharapakan lebih mengenalkan secara mendalam pengertian dan konsep dalam matematika dan IPA itu sendiri khususnya bagi pendidik di tingkat sekolah dasar agar para peserta didik tidak salah konsep dan pengertian dari awal.


DAFTAR  PUSTAKA


Drs. Karso, dkk. 1993, Dasar-dasar Pendidikan MIPA, Universitas Terbuka, Depdikbud, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar