Cerita ini dimulai
ketika aku baru masuk kelas 2 SMA. Nama ku Disa, kehidupan ku
sederhana,aku juga bukan remaja manja dan aku kurang memperdulikan yang
nama nya penampilan. Aku terlalu menikmati kebebasan hidup, tanpa
terikat dengan seseorang (bukan berarti gak normal ya). Sama hal nya
seperti kebanyakan remaja lainnya, aku juga menginginkan sesosok
laki-laki, sempat ngiri sih ngeliat teman di jemputin pujaan hatinya,
tapi aku rasa pengkhianatan cinta membuat aku tak mau menginginkan nya
lagi, untuk saat ini.
Sampai pada suatu hari, saat pulang sekolah seperti biasa aku pulang
bersama teman-teman ku, teman yang selalu ada saat suka dan duka, teman
yang selalu mengisi keceriaan dalam hidupku, mereka adalah
Melda,Geni,Bila,Yuan,Nada,Yolva, dan Manda. Saat itu tiba-tiba terdengar
teriakan seseorang dan tenyata itu senior kami “ hey kalian!! Jangan
lupa nanti sore” kami menjawab dengan riang sembari menoleh kebelakang
“pasti kak”
Oh iya, aku lupa beri tahu, kalau nanti sore ada pertandingan basket
merebut piala Walikota. Sore ini akan dilaksanakan pembukaan dan
pertandingan pertama antara sekolah ku melawan sekolah lain yang ada
didaerah tempat tinggalku.
Aku begitu menyemangati bintang lapangan dari sekolah ku itu, bersama
teman-teman ku, kami bersorak-sorak dengan sangat histeris ketika
mereka memasuki lapangan. “go smandu,go go smandu aww, go smandu, go go
smandu aww” suara itu semakin keras terdengar didalam gedung
pertandingan itu. Semakin keras nyanyian kami semakin bersemangat mereka
memasukan bola. Entah perasaan ku atau apa pemain basket sekolah ku
terlihat menarik, keren, cool, postur tubuh mereka haaahh…… hanya
perasaan kagum ku saja.
Sekolah ku mencetak banyak angka dan mengungguli pertandingan. Ketika
terjadi pelanggaran dari tim lawan, terjadi sesuatu entah apa namanya,
aku tidak begitu tahu, yang pasti seorang pemain dari sekolah ku dengan
penuh konsentrasi memasukan bola kedalam ring basket, dengan spontan aku
menyemangatinya “Dean semangat!!” hanya suara itu yang terdengar,
sehingga cowok bernomor punggung 13 itu melirik kearah ku dengan penuh
arti, aku tak tau apa yang aku rasakan dalam hatiku saat pertamakali
lihat dia melihatku, seluruh tubuhku terpaku dan membisu, detak
jantungku berdebar tak menentu sepertinya aku tak ingin berlalu.
Kejadian yang cukup berkesan, tetapi tak begitu aku hiraukan, berusaha
beranggapan bahwa itu biasa saja. Hingga akhirnya pertandingan usai dan
sekolah ku pemenangnya.
Kami melompat kegirangan, sambil berlari menghampiri pemain. Setelah
mengucapkan selamat kepada pemain, bersama teman-teman ku, aku berjalan
meninggalkan tempat pertandingan yang sebenarnya aku masih ingin berada
disana, entah ada apa, aku nyaman berada di tempat itu. Terpaksa aku
berjalan mengikuti teman-teman ku. Tak terasa aku pun sampai dirumah
(tepatnya dipersimpangan jalan didekat rumah ku) aku masih saja
memikirkan kejadian tadi. Dibelakang ku ”Dis, sampai ketemu besok ya!”
jeritan terdengar, suara itu tak asing ditelinga ku, aku tersentak
“i..i..iyaiya , hati-hati dijalan Gen” jawab ku terbata-bata.
Didepan rumah ku telah menunggu musuh kecilku, dia adik laki-laki ku
tapi kali ini aku tak menghiraukan ledekan nya, aku meneruskan langkah
ku untuk masuk kerumah tanpa menoleh sedikitpun menuju kekamar kecil ku
tanpa tersunggingkan sedikit senyum di raut wajahku, aku menutup pintu
agar tak ada yang menggangguku untuk saat ini, aku termenung lama dengan
penuh tanya tentang apa yang aku rasa dan terlintas bayangan wajah nya
dihadapanku (huussss… tidak..tidak..tidak.. ini biasa saja. Huuus..
pergi pergi dari pikiran ku) aku berusaha mengusir nya dari pikiranku.
Sebenar nya aku cukup kenal dia, kita berteman baik, kita juga pernah
berhubungan hanya saja waktu itu memang kedekatan ku hanya sebatas
kakak adik dan aku tidak terlalu melebihkan keadaan, malam itu aku hanya
memikirkan apa ini sebenarnya, tiba-tiba terdengar suara ponselku
berbunyi. Aku sangat kaget, nama yang muncul dilayar ponselku, haaah..
apa ini kebetulan.Ternyata dean berterimakasih kepadaku, dan yang paling
ku ingat dia memanggilku kakak terheboh, wajah ku memerah dan terdiam
malu membaca pesan dari nya itu (seolah-olah aku supporter paling
semangat dipertandingan itu)
Lanjut cerita...
Semakin lama, kami semakin terus berhubungan baik, hubungan kami
sangat dekat dan baru aku tahu ternyata dia memiliki kekasih. Hati ku
hancur, jujur saja aku menaruh harapan pada nya. Aku kecewa, terluka dan
egois nya sungguh aku ingin memilikinya. Tak ada senyum, tawa, dan
bahagia pada saat itu, terlontarkan curahan hati kepada mereka sahabat
baik ku, yang sebenarnya aku masih ingin merahasiakan nya dari mereka,
tentang kedekatanku bersama dean.
Walau kejadian waktu itu cukup mengesankan bagiku, tapi aku belum berani untuk menceritakan nya, “teeeeet…teeeeet…”
Dengar suara itu serasa surga bagi siswa-siswa, termasuk aku. apa
lagi kalau pelajarannya sangat membosankan, pasti suara itu satu-satunya
penyelamat bagi kami. ( bukannya malas, tapi itu lumrah, hehe)
Aku segera melaju ke kantin bersama teman-temanku, langkahku terhenti
ketika kulihat disudut kantin, dimana kami biasa nya duduk telah
ditempati oleh sekelompok laki-laki,dan yang paling ku ingat satu
diantaranya adalah dean, dia melemparkan senyuman manis nya saat aku
memasuki kantin, tapi tak tersunggingkan sedikit senyum dari wajahku
(sedikit rugi siih, huhu.. tapi aku harus menjauhinya sebelum rasa ini
jatuh lebih dalam)
Aku melangkah menjauhi kantin, menjauhi dean untuk sementara waktu
sebelum rasaku terlanjur kepadanya, itu yang terbaik aku tidak ingin
menggangu hubungan nya. aku mengerti jika kami ditakdirkan untuk bersama
jalan itu akan datang dengan sendirinya.
“Disa!!” jeritan terdengar, Melda melangkah menghampiri ku “sudahlah
dis, jangan terlalu difikirkan” terdengar langkah kaki teman ku lainnya
mengejarku “lupakan saja dia, jika dia memang ditakdirkan untukmu, dia
pasti akan datang tapi bukan untuk saat ini” ucap Bila sembari memegang
punggungku. Aku tersenyum lebar “aku tidak apa-apa” jawabku dengan nada
serak.
Sudah 3hari aku tak menghubunginya, tak satupun smsnya yang aku
balas, dan tak sedikitpun senyumnya yang terbalas oleh ku, jujur aku
sedih. “Melda!!” jeritan terdengar dari luar kelas, aku kenal suara itu,
dean dia menghampiri Melda (sahabat ku yang sekelas dengan ku) dia
bertanya apasalah nya, kenapa aku berubah, kenapa aku menjauhinya, dan
kenapa aku membencinya (dean salah, aku tidak pernah membencinya, hanya
saja aku menjauh karena tak ingin mngganggu nya)
Melda menceritakan kekecewaan ku kepadanya, terlontar ucapan manis
dari mulutnya “aku menyayangi disa, aku merasa kehilangan saat dia
menjauhiku” “sudahlah dean, kamu jalani saja hubungan mu bersama
kekasihmu, jangan sakiti dia. disa turut bahagia buat kamu” (Melda
menyampaikan perkataan ku semalam) “tapi mel..” “sudahlah, cinta tak
semudah yang kamu ucapkan, jika kamu benar menyayanginya kamu harus
memilih disa atau kekasihmu” potong melda sembari mengunci pintu kelas
ku.
Aku tak berharap dean memilihku,“jika dia menyayangiku dia akan
datang kepadaku”, kata-kata itu yang selalu aku jadikan penenangku. Aku
benar-benar tak lagi berhubungan dengan nya, hanya saja dia masih
menanyakan kabar ku kepada melda (bahagianya aku masih diperhatikan,
tapi sakit kalo Cuma harapan kosong). Aku tetap menjalani hidup yang
suram ini, menikmati entah apa yang terjadi, Seminggu setelah itu aku
dikejutkan dengan kehadiran Dean kembali kekehidupan ku, dia kembali
menghubungi ku dan dia sangat meyakini ku bahwa kini dia sendiri (tentu
saja hal yang sangat mengejutkan ku, antara percaya atau tidak pastinya
aku bahagia, tetapi tak begitu aku perjelas dihadapan nya, aku masih
takut itu hanya harapan kosong)
Semakin lama, kami semakin dekat dan kini tak ada hambatan bagi
hubungan kami,saat sore pun tiba dia mengungkapkan persaannya kepadaku,
“dis,kamu maukan jadi kekasih hati ku?” (tentu saja ini hal yang sangat
aku tunggu-tunggu, senaang nya hati ini serasa melambung jauh terbang
tinggi diangkasa..haha lebay dikit) “hhhmmm, aa..” “kan udah ketebak,
kamu gak mau kan aku nya sih ke ge-er’an selama ini” dia memotong ucapan
ku yang terbata-bata (ini yang aku gak suka dari dean, dia sotoy sihh ,
wkwk) “jawab dong dis, kok diam kamu gak mau ya?” Tanya dean dengan
nada serius “iya,aku mau” jawabku sembari mengotak-atik handpone ku
(gak ada apa-apa sih tu handpone, maklum lah grogi,hehe) wajahku
memerah, tersenyum malu ketika Dean berkata “aku dan kamu itu kita, aku +
kamu = selamanya” (ya ampuun,sosweet nya Dean)
Tak terasa kini, 6bulan lama nya kami bersama, menjalani hari penuh
warna berbagi kasih dan sayang, aku begitu menyayanginya. Tak ada hal
yang tak pernah kami lewati, aku sudah nyaman berada disampingnya, dia
tak hanya kekasih dia segalanya bagi ku. Tetapi tak selamanya itu
berjalan mulus belakangan ini aku merasa aku terlalu sensitive terhadap
Dean, marah-marah, dan terlalu berpikiran buruk terhadapnya, hal ini
yang sedikit demi sedikit mengubah keadaan, pertengkaran yang terus
terjadi hingga aku letih dan tak sanggup lagi, (sulit bagiku untuk
bertahan bukan berarti mudah untuk melepaskan). aku hanya wanita egois
yang tak pantas bersamanya, aku membuat dean tertekan dengan sifat buruk
ku, aku sangat menyayanginya, tapi untuk membuat nya bahagia aku masih
belum bisa.
Pada malam itu, entah apa yang ada dibenak ku, aku tak ingin
melihatnya tertekan jika terus bersamaku, aku sangat menyayanginya dan
aku tak ingin dia terluka, aku percaya ini jalan nya agar dia bahagia
(Aku memintanya untuk mencari perempuan yang bisa membuatnya lebih
bahagia, karena sedikitpun aku tak bisa membahagiakan nya, aku hanya
menambah beban dikehidupannya) sungguh aku tak rela melepaskan nya,
jujur aku tak sanggup untuk kehilangan nya, aku ingin dia bahagia dan
ini alasannya kenapa aku memintanya untuk tinggalkan aku.
Dan satu alsan lagi kenapa aku tidak begitu takut untuk kehilangan
nya, dia pernah berkata “jika seandainya terjadi perpisahan antara aku
dan kamu itu hanya mengubah status, tetapi tidak untuk perasaan dan
tidak untuk yang lain nya” (jika kita putus itu hanya mengubah hubungan
kita sebagai sepasang kekasih, tidak untuk persahabatan kita,dan tidak
untuk rasa sayang kita. itu makna yang aku ambil dari ucapannya itu)
Alasan itu, memberanikan ku memintanya untuk mencari orang yang
membuatnya bahagia, beberapa hari setelah itu kami masih berhubungan,
dan aku memintanya untuk membiarkan aku sendiri untuk saat ini. Tapi
ternyata dia salah mengartikan itu, semenjak kejadian itu, dia tak
pernah lagi menghubungiku, yang lebih parah lagi, dia tak mau menyapaku
jika kami bertemu, serasa ada goresan kebencian di wajahnya. sebenci
itukah dia kepadaku? (dia tak pernah tahu betapa sakitnya aku, menipu
perasaan ku sendiri, perasaan ingin tetap bersama nya tetapi aku tahu
kalau dia begitu tersiksa jika bersamaku, sudahlaaah.. terlalu rumit
untuk dijelaskan)
Titik demi titik air hujan menetes di jendela kamar ku.. menatap
langit yang kusam tak ada bedanya dengan perasaan ku kini. Tak ada
senyum, tawa, dan bahagia seperti alam yang menangis hati ku pun
menangis.sembari menanyakan pada langit siapa yang akan menggantikan aku
dihati dean. ku tunggu hingga hujan mereda sampai tak sadarkan diri aku
pun terlelap di kaca jendela.
Aku berjalan menuju lorong kelas, di ujung lorong ku lihat si pujaan
hati. tersunggingkan sedikit senyum di raut wajahku tapi sayang ia tak
melihatku menatapnya. Kesedihan yang tak pernah berakhir hanya dapat
melihatnya dari jauh. Kulanjutkan langkah menuju kelas tempat ku belajar
dan bercanda ria bersama teman-teman.
Ku lihat dari kejauhan teman baikku berjalan menghampiriku, aku
memberitahu mereka bahwa Dean mempunyai gebetan baru(info baru yang aku
dengar dari teman baik Dean) sebenarnya hancur berkeping-keping hati ini
yang tak tahu entah kemana kepingan itu berjatuhan, aku berusaha
mengumpulkan kepingan itu, menenangkan keadaan ku sendiri dan memaksa
untuk tidak terlarut dalam keadaan.
Entah sengaja atau tidak, tidak kurang dari 6hari dia jadian bersama
gebetannya itu, 6bulan bersamaku dilupankan begitu saja dalam waktu
6hari. Sungguh kecewa, dia bukan seperti orang yang aku kenal, dia bukan
dean yang dulu, haaaah.. sudah lah ini sudah berakhir. Dan sekarang aku
selalu menghindar dari nya, tak kuasa ketika kulihat wajah polos nya
dan ternyata dia penjahat cinta!
Terkadang aku benci namun terkadang sesakit apapun luka yang dia
torehkan aku tetap mencintainya, merindukan nya didalam kebencian ku.
Pernah saat itu, temanku Geni menghubunginya, Geni mengatakan apa yang aku rasakan, begitu cepat nya dia mencari penggantiku.
dengan santainya dia hanya menjawab “inikan yang disa mau?” (memang
benar itu mau ku, tapi beri aku kesempatan beberapa hari untuk melupakan
nya, ini terlalu cepat bagiku, cinta tak mungkin berhenti secepat saat
jatuh hati) dan sebelum Geni berbicara apapun, dia sudah pergi
meninggalkan Geni.
Ya,mungkin inilah resikonya, aku menerimanya,walaupun sulit untuk melakukannya.
Aku yakin suatu saat nanti jika kami berjodoh, kami akan di
pertemukan kembali, tapi jika kami tidak berjodoh, itulah yang terbaik.
Yang ku inginkan saat ini menjelaskan kejadian 2bulan yang lalu, bahwa aku sanggaaaat mencintainya, sampai kapanpun!!
Entah apa istimewanya dia, sampai aku tak bisa melupakannya.
Aku ingin berteriaak agar dunia tahu kalau aku telah menyesal karena
sudah mengijinkan orang yang paling aku sayang pergi dari kehidupanku.
Aku percaya, jika kini kita tidak bersama.Suatu saat nanti, jika aku
bertemu lagi denganmu, kan ku lanjutkan cerita ini. entah kapan hal itu
bisa terjadi, tapi ku mengharapkan hal itu bisa terjadi kembali, sampai
waktu yang mempertemukan kita lagi. Kini kan kujalani pahitnya hidup
melihatmu bersama dengan nya.
Hari demi hari aku lewati tanpa memikirkannya lagi, lama kelamaan aku
terbiasa untuk tidak memperdulikannya lagi.Suatu ketika aku dengar
kabar bahwa Dean akan pindah keluar kota, awalnya aku memang tidak
mempercayainya, tapi kemarin lusa Dean mendatangi ku ketika aku berada
disekolah untuk mengurusi masalah OSIS dia juga membicarakan masalah itu
kepada ku“dis, aku akan pindah keluar kota minggu ini” ucapnya dengan
nada sedikit sedih “truus?” jawabku jutek “ya gitu dis,orang tua ku
memaksa ku untuk sekolah disana” jawabnya dengan nada serius “bagus
lah!” potongku dengan nada santai “bagus kenapa?” lanjut dean penasaraan
(tanpa menjawab pertanyaan nya aku mengalihkan pembicaraan, tetap
sedikit cuek sih.. haha)
Aku tak memperdulikan perkataan nya , aku hanya menganggap itu hanya
lelucon nya saja, tapi ketika esok harinya aku berjalan menuju kantin
sekolah “Dis!!” suara itu terdengar dari kantin sebelah (aku kenal suara
itu) “gak bawa uang banyak hari ini,haha” jawabku dengan penuh semangat
(karena aku kira dia akan memintaku untuk membelikan nya sate, itu
kebiasaan Rolly teman dekat Dean ketika aku bertemu dengan nya dikantin)
“bukaan itu Dis” “trus apa?” jawab ku penuh penasaran “gini Dis, besok
lusa Dean pindah keluar kota ikut orang tua nya” ucapnya “trus gw harus
bilang WAW gitu?” jawabku dengan lelucon anak remaja yg lagi ngetren :D
aku pergi meninggalkan nya (sok jutek memang, tapi itu sebenarnya
karena aku takut kehilangan nya)
Memang benar akhir-akhir ini aku tidak melihat batang hidung nya
disekolah,aku gelisah, pikiran ku kacau, apa benar Dean pindah, sejak
saat itu aku memberanikan diri untuk menghubunginya, untuk memperbaiki
hubungan ku yang agak kaku bersamanya, sejak kabar itulah aku
memperdulikannya kembali, beberapa hari dia disana kami selalu
berhubungan, hubungan kami membaik. Tapi semua nya berubah ketika aku
kaget melihat sosok Dean dirumah Geni ketika sore itu aku pulang les
sore.
Kejadian itu sangat mengejutkan siang itu ketika pulang sekolah aku
memang berniat untuk bermain kerumah Geni sehabis les sore, seusai les
aku bergegas keluar karena Geni telah menjemputku, Geni tak menceritakan
sedikitpun masalah Dean, dia hanya berbicara bahwa yang lain menunggu
di tempat kami biasa makan sore. “Dis,dari mana saja kamu?” Tanya Rolly
ketika aku baru turun dari motor “biasa anak rajin bray” jawab ku
sembari menoleh kearah nya. ggrrrrrrkk detak jantung ku ketika kulihat
disebelah Rolly adalah Dean. Aku terkejut ternyata dia membohongi ku,
dengan wajah polos nya dia melemperkan senyum manis nya keadaku dengan
reflek nya aku melengahkan kepalaku tanpa mengacuhkan senyumanya. Sejak
saat itu aku tak lagi meyapa nya jika kai bertemu dan bertatap muka
dijalan.
Waktu terus berjalan,aku menjalani hari-hariku yang suram ini, tanpa
terasa aku akan memasuki usia 17th, tepatnya 7 oktober tahun ini. Aku
mengadakan birthday party dirumah sederhana ku, aku mengundang
teman-teman ku termasuk Dean untuk memperbaik hubunganku dengan nya,
tetapi melalui geni (aku masih belum berani menghubunginya). Aku ingin
sekali untuk memperbaiki hubungan ku bersama nya, tetapi aku masih benci
kenapa dia membohongiku. “Dean, kamu datangkan keacara ulangtahun
temanku” Geni menanyakan dengan lembut kepadanya “iya Gen” jawabnya
simple. Aku tak berharap banyak jika dia datang pintu rumah ku terbuka
lebar untuk nya.
Teng teng teng jam menunjukan pukul 00.00 WIB. Aku diberi kejutan
oleh keluarga kecil ku dengan bahan seadanya, aku dibangunkan secara
paksa (karena memang aku paling susah yang namanya bangun kalau lagi
tidur) mereka mematikan lampu dan mengoncang-goncangkn tubuh ku, aku
kaget dan tiba-tiba “happy birthday to you, happy birthday to you, happy
birthday happy birthday , happy birthday to you” nyanyian itu terdengar
samar-samar dengan lilin yang menyala dengan potongan kue kecil yang
mungkin hanya cukup untuk satu lilin saja, tetapi ini kebahagian yang
tak ternilai harganya. Aku sangat bahagia, ini saat nya make a wish
“aku berharap aku akan menjadi orang berhasil dan selalu bahagia” cukup
simple memang. Karena bagi ku percuma punya segalanya jika tidak
bahagia.
Aku melanjutkan kembali tidurku karena memang aku sangat ngantuk pada
saat itu, aku tak menghiraukan sms yang masuk diponselku, ketikaku
dengar bunyian kicauan burung aku tersentak memandang kearah luar betapa
indahnya pagi ini,pagi yang cerah untuk jiwa yang sepi.. huuu berbicara
tentang sepi aku bergegas membuka ponselku ketika ku lihat, aku tak
menemukan satupun nama Dean di inbox ponselku, aku sangat kecewa,sedih
dan ingin sekali berteriak “aku benci Dean”
Aku menunggu ucapan nya datang, aku tak berharap banyak hanya ucapan
itu yang aku tunggu. Ucapan “happy birthday” tidak lebih! Ternyata
Penantian ku berujung sia-sia tak sepatah katapun terucap dari bibirnya
dan lebih parahnya lagi dia tak menghadiri acara ulangtahunku. Dan mulai
saat itu sampai detik ini aku tak pernah berhubungan dengan nya lagi,
aku benar-benar menjauh dan akan melupakan nya, jika memang itu yang dia
mau, oke fine aku terima (sebelumnya aku berjanji jika dia tidak datang
ke acara ulangtahun ku berarti hubungan ku dan dia hanya sebatas ini,
bukan teman apa lagi sahabat, melainkan orang asing)
Kali ini aku berjanji, berjanji untuk tidak akan kembali apapun yang
terjadi dan apapun resikonya “aku tetap tidak akan kembali” jika suatu
saat ia akan kembali, dan memintaku untuk menjadi kekasih nya lagi
(jangan harap aku mau) ketika ia torehkan luka yang begitu dalam
dihatiku, tidak semudah itu untuk kembali, ketika sulit untuk melepaskan
bukan berarti mudh untuk menerimanya kembali, Jangan kan untuk
kembali, untuk berteman dengan nya pun aku tidak bisa! Mungkin egois,
tapi ini masalah hati. Sudah cukup makasih buat semuanya I Love You GoodBye :)